Propinsi Sumatera Barat, tempat bermukimnya masyarakat
Minangkabau dan tidak berlebihan disebut sebagai surga yang terakhir. Propinsi
ini dikaruniai dengan budaya dan keindahan alamnya yang sulit dicarikan
tandingannya.
Tidak mengherankan kalau Sumatera Barat telah lama dikenal sebagai daerah tujuan wisata bagi wisatawan. Perjalanan ke Bukittinggi, suatu daerah yang beriklim sejuk dilingkungi oleh gunung-gunung dengan nagari-nagari tradisional serta tatanan kehidupan yang masih bertahan selama berabad-abad, atau berkunjung ke Padang menelusuri ibu kota propinsi dengan masakan Padang yang terkenal sampai ke Mancanegara, dan perjalanan ke daerah-daerah cagar alam yang semuanya tidak akan pernah begitu saja dilupakan wisatawan atau siapun yang pernah mengunjunginya.
Tidak mengherankan kalau Sumatera Barat telah lama dikenal sebagai daerah tujuan wisata bagi wisatawan. Perjalanan ke Bukittinggi, suatu daerah yang beriklim sejuk dilingkungi oleh gunung-gunung dengan nagari-nagari tradisional serta tatanan kehidupan yang masih bertahan selama berabad-abad, atau berkunjung ke Padang menelusuri ibu kota propinsi dengan masakan Padang yang terkenal sampai ke Mancanegara, dan perjalanan ke daerah-daerah cagar alam yang semuanya tidak akan pernah begitu saja dilupakan wisatawan atau siapun yang pernah mengunjunginya.
Mari kita mengenal lebih jauh seperti apa sumatera
barat dengan sejuta pesonanya.
1. Bukittinggi
Kota
Bukittinggi adalah kota terbesar
kedua di Provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Kota ini pernah menjadi ibu kotaIndonesia pada masa Pemerintahan
Darurat Republik Indonesia. Kota ini juga pernah
menjadi ibu kota Provinsi Sumatera dan Provinsi Sumatera Tengah.
Bukittinggi
pada zaman kolonial Belanda disebut dengan Fort de Kock dan
dahulunya dijuluki sebagai Londen Van Andalaskarena adanya Jam Gadang yang mesin jam tersebut sama dengan mesin Jam Big Ben di London.
Kota
ini merupakan tempat kelahiran beberapa tokoh pendiri Republik Indonesia, di
antaranya adalah Mohammad Hatta dan Assaat yang masing-masing merupakan proklamator dan pejabat
presiden Republik Indonesia.
Selain
sebagai kota perjuangan, Bukittinggi juga terkenal sebagai kota wisata yang
berhawa sejuk, dan bersaudara (sister city) dengan Seremban di Negeri Sembilan, Malaysia. Seluruh wilayah kota ini berbatasan langsung
dengan Kabupaten Agam. Tempat
wisata yang ramai dikunjungi adalah Jam Gadang, yaitu sebuah menara jam yang terletak di jantung kota sekaligus
menjadi simbol bagi kota yang berada di tepi Ngarai Sianok.
Benteng fort de kock
Benteng ini didirikan oleh Kapten
Bouer pada tahun 1825 pada masa Baron Hendrik Merkus de Kock sewaktu menjadi komandan Der Troepen
dan Wakil Gubernur Jenderal Hindia Belanda, karena itulah benteng ini terkenal
dengan nama Benteng Fort De Kock. Benteng yang terletak di atas Bukit Jirek ini
digunakan oleh Tentara Belanda sebagai kubu pertahanan dari gempuran rakyat
Minangkabau terutama sejak meletusnya Perang Paderi pada
tahun 1821-1837. Di sekitar benteng masih terdapat meriam-meriam kuno periode
abad ke 19. Pada tahun-tahun selanjutnya, di sekitar benteng ini tumbuh sebuah
kota yang juga bernama Fort de
Kock, kini Bukittinggi.
Lubang Jepang
Merupakan peninggalan jepang yang berada di bukittinggi dekat dengan
ngarai sianok. Sebelumnya, Lubang Jepang dibangun sebagai tempat penyimpanan
perbekalan dan peralatan perang tentara Jepang, dengan panjang terowongan yang
mencapai 1400 m dan berkelok-kelok serta memiliki lebar sekitar 2 meter.
Sejumlah ruangan khusus terdapat di terowongan ini, di antaranya adalah ruang
pengintaian, ruang penyergapan, penjara, dan gudang senjata.
Selain lokasinya yang strategis di kota yang dahulunya merupakan pusat
pemerintahan Sumatera Tengah, tanah yang menjadi dinding terowongan ini
merupakan jenis tanah yang jika bercampur air akan semakin kokoh. Bahkan gempa yang mengguncang Sumatera Barat tahun 2009 lalu tidak banyak merusak struktur
terowongan.
Diperkirakan puluhan sampai ratusan
ribu tenaga kerja paksa atau romusha dikerahkan
dari pulau Jawa, Sulawesi dan Kalimantan untuk
menggali terowongan ini. Pemilihan tenaga kerja dari luar daerah ini merupakan
strategi kolonial Jepang untuk menjaga kerahasiaan megaproyek ini. Tenaga kerja
dari Bukittinggi sendiri dikerahkan di antaranya untuk mengerjakan terowongan
pertahanan di Bandung dan Pulau Biak.
Itulah sekilas mengenai kota Bukit Tinggi yang bisa saya bagikan. Kota dengan
sejuta pesona, salah satu kota indah yang dimiliki Indonesia.